Go tidak mendukung pembatasan scope variabel, menyebabkan pengunaan ulang variabel err dan kebingungan pembacaan kode.
Terdapat dua jenis nilai nil pada interface dan pointer, memicu hasil perbandingan yang tak terduga.
Sistem conditional compilation via komentar di file membuat portabilitas program menjadi rumit dan susah dipelihara.
Fungsi append pada slice dapat memodifikasi data asli karena kepemilikan memori yang tidak jelas.
Mekanisme defer untuk pembersihan sumber daya tidak konsisten dan membingungkan, tidak setara dengan model RAII.
Pustaka standar Go terkadang menelan panic, memaksa penulisan kode aman exception meski bahasa tidak mendukung exception.
Go menganggap string sebagai urutan byte, sehingga data non-UTF8 bisa hilang tanpa peringatan.
Pengelolaan memori dan GC Go tidak selalu efisien, memicu penggunaan RAM yang terus membengkak.
Desain bahasa Go terkesan dilakukan tanpa pengujian mendalam, menghasilkan keputusan sintaksis yang kurang optimal.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"