Kebocoran data Tea app semakin parah dengan ditemukannya database kedua berisi 1,1 juta pesan pribadi pengguna.
Database pertama mengungkap 59 GB data dari pengguna sebelum Februari 2024, termasuk sekitar 72.000 gambar, 13.000 selfie dan foto identitas.
Data yang bocor mencakup SIM, selfie, foto dari komentar dan pesan langsung.
Pelaku berbagi data bocoran lewat torrent sehingga pengguna berisiko serangan rekayasa sosial.
Database kedua memuat pesan dari 2023 hingga minggu lalu, termasuk topik sensitif seperti aborsi dan perselingkuhan.
Peneliti Kasra Rahjerdi menemukan database kedua yang bisa diakses dengan API key pengguna mana pun.
Tea bekerja dengan ahli keamanan dan penegak hukum untuk menyelidiki dan menanggulangi insiden ini.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"