Lebih dari 80% startup email gagal karena mereka mencoba memperbaiki sesuatu yang sejatinya sudah berfungsi dengan baik.
Startup email sering mengabaikan kompleksitas infrastruktur email, termasuk SMTP, IMAP, POP3, penyaringan spam, dan manajemen reputasi.
Email memiliki efek jaringan yang kuat dan protokol terstandarisasi sejak puluhan tahun lalu, sehingga sulit digantikan.
Sebagian besar startup hanya menambahkan antarmuka atau AI tanpa memecahkan masalah nyata, sehingga cepat mati atau diakuisisi lalu ditutup.
Perusahaan sukses di bidang email justru fokus membangun infrastruktur, seperti SendGrid, Mailgun, Postmark, dan Amazon SES.
Startup yang bertahan meningkatkan alur kerja email yang ada, bukan menggantinya, contohnya Xobni, FastMail, dan ProtonMail.
Gelombang startup email berbau AI gagal karena fitur serupa sudah ada di Gmail atau Outlook dan AI tidak menyelesaikan masalah utama.
Konsolidasi industri email menyebabkan banyak akuisisi diikuti penghentian layanan, memperlihatkan tekanan VC dan teknis yang tak berkelanjutan.
Get notified when new stories are published for "🇮🇩 Hacker News Bahasa Indonesia"