Perubahan iklim menguatkan jet stream dan memperbesar badai, sehingga turbulensi parah diprediksi naik dua hingga tiga kali dalam dekade mendatang.
North Atlantic sudah mengalami kenaikan 55% turbulensi parah dalam 40 tahun; Asia Timur, Afrika Utara, Pasifik Utara, Amerika Utara, dan Timur Tengah diperkirakan menyusul.
Sekitar 5.000 insiden turbulensi parah terjadi tiap tahun; pada 2023 hampir 40% cedera penumpang serius disebabkan turbulensi.
Cedera fatal sangat jarang, tetapi kerugian ekonomi bagi maskapai dapat mencapai £180.000–£1,5 juta per tahun akibat perawatan, pengalihan, dan bahan bakar ekstra.
Turbulensi konvektif dan orografis sering bisa dihindari, namun clear-air sulit dideteksi karena tidak terlihat.
Prakiraan kini dapat memprediksi sekitar 75% turbulensi udara jernih; prosedur seperti menghentikan layanan kabin lebih awal menurunkan risiko cedera.
Riset sayap fleksibel, sensor penangkal turbulensi, dan AI adaptif sedang dikembangkan, namun belum akan dipakai di pesawat komersial besar dalam waktu dekat.
Pesawat dirancang menahan beban g-force ekstrem, sehingga kunci keselamatan penumpang adalah selalu mengenakan sabuk pengaman.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"