Zoomer terobsesi pada estetika internet lama seperti glitter dan neon tanpa memahami cara kerjanya.
Mereka lebih memilih Discord dan platform korporat ketimbang IRC, XMPP, atau self-hosting yang menawarkan privasi dan desentralisasi.
Perilaku mereka mirip budaya kargo: meniru penampilan situs lama tanpa mengerti sistem yang memberi kebebasan.
Estetika Y2K yang dipuja zoomer sebenarnya produk korporat, bukan web independen era 2000-an.
Prinsip inti internet lama—desentralisasi, kompetensi teknis, privasi, dan perlawanan korporat—diabaikan.
Alternatif sejati seperti XMPP, IRC, dan self-hosting masih tersedia, tetapi memerlukan usaha dan pemahaman teknis.
Untuk menghormati internet lama, pengguna perlu mempelajari protokol asli, hosting sendiri, dan menggunakan perangkat lebih lama sebelum mengganti.
Get notified when new stories are published for "Berita Peretas 🇮🇩 Bahasa Indonesia"